Senin, 22 Agustus 2016

Yang Terjadi selama Siklus Menstruasi

Menstruasi adalah hal yang wajar dialami oleh seorang wanita. Meski sudah dialami sejak masih remaja, tidak semua wanita tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh selama siklus menstruasi.
Siklus menstruasi adalah perubahan dalam tubuh wanita, khususnya pada bagian organ reproduksi. Yaitu ketika lapisan dinding rahim (endometrium) yang menebal luruh karena tidak adanya pembuahan sel telur. Siklus menstruasi pada tiap wanita berbeda-beda antara 23-35 hari, namun rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari.
yang terjadi selama siklus menstruasi - alodokter
Pada dasarnya, siklus menstruasi dibagi menjadi beberapa fase yang diatur oleh lima hormon di dalam tubuh.
  • Estrogen
Hormon yang diproduksi pada ovarium ini sangat berperan di dalam tubuh, terutama pada ovulasi dalam siklus reproduksi wanita. Hormon ini juga berperan pada perubahan tubuh remaja dalam masa pubertas serta terlibat dalam pembentukan kembali lapisan rahim setelah periode menstruasi.
  • Progesteron
Hormon ini bekerjasama dengan estrogen guna menjaga siklus reproduksi dan menjaga kehamilan. Sama dengan estrogen, progesteron juga diproduksi di ovarium dan berperan dalam penebalan dinding rahim.
  • Hormon pelepas gonadotropin (Gonadotrophin-releasing hormone – GnRh)
Diproduksi oleh otak, hormon ini membantu memberikan rangsangan pada tubuh untuk menghasilkan hormon perangsang folikel dan hormon pelutein.
  • Hormon Pelutein (Luteinizing hormone-LH)
Sel telur dan proses ovulasi dihasilkan oleh ovarium berkat rangsangan dari hormon ini.
  • Hormon perangsang folikel (Follicle stimulating hormone-FSH)
Hormon ini membantu sel telur di dalam ovarium matang dan siap untuk dilepaskan. Hormon ini diproduksi di kelenjar pituitari pada bagian bawah otak.

Fase Pertama – Menstruasi

Hari pertama menstruasi merupakan hari pertama pada siklus menstruasi dan terjadi sekitar 3-7 hari. Pada masa ini, lapisan dinding rahim luruh menjadi darah menstruasi. Banyaknya darah yang keluar selama masa menstruasi adalah sekitar 30-40 ml pada tiap siklus. Rasa sakit yang terjadi pada hari-hari pertama menstruasi disebabkan oleh otot-otot rahim yang mengalami kontraksi guna mendorong dan mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh menjadi darah menstruasi.
Luruhnya lapisan dinding rahim dikarenakan kadar estrogen dan progesteron mengalami penurunan. Seiring dengan menurunnya estrogen dan progesteron pada fase ini, hormon perangsang folikel (FSH) mulai sedikit meningkat, peningkatan ini memancing berkembangnya beberapa folikel (kantong yang berisi indung telur) di dalam ovarium. Dari beberapa folikel yang berkembang, hanya akan ada satu folikel yang terus berkembang yang kemudian akan memproduksi estrogen. Estrogen Anda sangat rendah pada awal menstruasi, namun dengan berkembangnya folikel, hormon estrogen akan mulai meningkat kembali.

Fase Kedua – Pra ovulasi dan Ovulasi

Ketika Anda memasuki masa praovulasi, lapisan dinding rahim Anda yang sempat luruh akan kembali menebal sedikit. Lapisan dinding rahim tersebut cukup tipis sehingga sperma dapat melewati lapisan ini dengan mudah dan dapat bertahan kurang lebih selama 3-5 hari. Proses penebalan rahim dipicu oleh hormon estrogen yang mulai meningkat.
Masa ovulasi tiap wanita tidaklah sama. Mungkin Anda sempat berpikir bahwa Anda berovulasi pada hari ke -14 setelah siklus pertama. Tapi nyatanya hal tersebut tidak bisa menjadi patokan tiap wanita. Hal tersebut tergantung kepada tiap siklus menstruasi di masing-masing orang.
Jika Anda sedang berencana memiliki momongan, ada baiknya Anda melakukan hubungan intim dengan suami Anda pada masa praovulasi hingga ovulasi. Karena itu adalah masa subur terbaik dan sperma dapat bertahan kurang-lebih selama 3-5 hari.

Fase Ketiga – Pra Menstruasi

Pada fase ini lapisan dinding rahim makin menebal. Hal ini dikarenakan folikel yang telah pecah dan mengeluarkan sel telur, membentuk korpus luteum. Korpus luteum kemudian memproduksi progesteron yang membuat lapisan dinding rahim makin tebal.
Jika tidak terjadi pembuahan, Anda akan mulai merasakan gejala pramenstruasi (PMS), seperti perubahan emosi yang lebih sensitif dan perubahan kondisi fisik, seperti nyeri pada payudara, pusing, cepat lelah, atau kembung. Selain gejala tersebut, korpus luteum akan berdegenerasi dan berhenti memproduksi progesteron. Dengan menurunnya kadar progesteron dan estrogen karena tidak terjadi pembuahan, lapisan dinding rahim akan luruh hingga menjadi darah menstruasi.

Sumber : http://www.alodokter.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar